Perbedaan Konflik dan Kekerasan Ditinjau dari Berbagai Sisi - Konflik dan kekerasan adalah dua hal yang sering dianggap identik dan keduanya menjadi sumber bagi keretakan hubungan sosial diantara masyarakat. Meskipun terlihat identik, namun terdapat perbedaan konflik dan kekerasan jika ditinjau dari berbagai sisi. Sekarang kita bahas berdasarkan pengertiannya dulu. Pengertian konflik dan kekerasan cukup jelas berbeda. Konflik adalah suatu proses dinamika sosial untuk menyingkirkan suatu pihak. Sementara kekerasan adalah perilaku yang menyebabkan cedera dan bahkan kematian pada pihak lain. Jika Anda masih bingung dengan perbedaan konflik dan juga kekerasan berdasarkan pengertian tersebut, mari kita bahas lebih dalam lagi.
Baca juga: Perbedaan Margarin dan Mentega Berdasarkan 4 Hal |
Perbedaan Konflik dan Kekerasan Ditinjau dari Sisi Penyebabnya
Perbedaan konflik dan juga kekerasan bisa dilihat dari penyebab yang mendorong munculnya kedua perilaku tersebut. Konflik biasanya disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah kondisi fisik, perbedaan agama, kondisi ekonomi, dan berbagai hal yang terkait dengan interaksi sosial. Sementara kekerasan biasanya disebabkan karena ketidakpuasan terhadap sesuatu, kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki seorang individu atau kelompok, serta berbagai hal lain.
Perbedaan Konflik dan Kekerasan Ditinjau dari Sisi Subjek
Perbedaan konflik dan juga kekerasan bisa dilihat dari siapa yang mengalaminya atau subjek konfliknya. Konflik hampir dialami oleh seluruh lapisan masyarakat atau antar golongan, konflik ini bisa dialami oleh siapapun tanpa pandang strata sosial. Sementara kekerasan hanya dialami oleh individu atau kelompok tertentu, sehingga tidak dialami oleh seluruh lapisan masyarakat. Perbedaan konflik dan kekerasan jika dilihat dari sisi subjeknya terlihat bahwa konflik subjeknya lebih luas, sementara kekerasan subjeknya lebih sedikit. Meskipun subjeknya lebih sedikit, namun kekerasan memiliki dampak sosial yang menakutkan dan berbahaya.
Perbedaan Konflik dan Kekerasan Ditinjau dari Sisi Perencanaan
Perencanaan bisa menjadi salah satu indikator yang menunjukkan perbedaan konflik dan kekerasan. Konflik sifatnya terencana, sementara kekerasan sifatnya spontan. Konflik bersifat terencana karena merupakan hasil dari interaksi sosial sehari-hari yang mengarah pada pola hubungan yang bersifat negatif. Karena berasal dari masalah yang timbul dalam keseharian, maka wajar jika konflik ini kemudian muncul secara sistematis dan terencana. Sementara kekerasan lebih bersifat spontan tanpa perencanaan, namun kekerasan ini bisa muncul karena adanya sebuah konflik. Perbedaan konflik dan kekerasan ini cukup jelas menunjukkan bahwa konflik bisa berubah menjadi kekerasan.
Setelah mengetahui bahwa konflik bisa memicu kekerasan, pertanyaan selanjutnya yang sering muncul yaitu bagaimana suatu konflik bisa berubah jadi kekerasan? Padahal sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan konflik dan kekerasan sudah cukup jelas, namun kapankah keduanya bisa berjalan beriringan? Jawabannya yaitu ketika konflik terus menerus terakumulasi tanpa adanya solusi, maka bisa memicu munculnya kekerasan. Sebagaimana yang sudah dijelaskan tadi bahwa kekerasan bersifat spontan, jadi kekerasan ini merupakan ekspresi dari konflik yang berlarut-larut. Sebenarnya dengan mengetahui perbedaan konflik dan kekerasan ini, kita seharusnya bisa lebih baik lagi menyikapi keduanya.
Perbedaan Konflik Dan Kekerasan Ditinjau dari Tujuannya
Tujuan dari munculnya kedua perilaku sosial konflik dan kekerasan juga bisa menjadi indikator dalam menentukan perbedaan konflik serta kekerasan. Konflik memiliki tujuan untuk memperoleh kemenangan sementara kekerasan lebih bertujuan untuk memperoleh kepuasan dengan mengikuti dorongan hawa nafsu. Dilihat dari tujuannya ini, maka dapat diketahui bahwa konflik ini sifatnya berkepanjangan karena tujuan akhirnya adalah kemenangan, sementara kekerasan sifatnya singkat karena tujuannya hanya kepuasan. Perbedaan konflik dan kekerasan dari sisi tujuan ini memberikan gambaran bahwa sebenarnya konflik ibarat bara api yang sulit padam, sementara kekerasan ibarat nyala api yang mudah dipadamkan.
Konflik dan kekerasan memang cukup susah dihindari dalam kehidupan bersosial di masyarakat, tetapi ada cara mengatasi konflik dan kekerasan yaitu dengan melakukan konsoliasi berupa diskusi, mediasi menggunakan pihak ketiga sebagai mediator, arbitasi yaitu menerima keputusan mediator, dan ajudikasi atau penyelesaian ke pengadilan jika mediasi tidak berhasil memperoleh titik temu. Itulah tadi perbedaan konflik dan kekerasan ditinjau dari berbagai sisi. Semoga informasi ini mampu memberikan kita wawasan baru terkait konflik dan kekerasan, dan agar kita bisa menghindari perilaku negatif ini.